Charger Handphone VS Cosmetics Impor
Selamat Malam Senin, tidak terasa ya sudah setengah bulan lebih 2 hari saja bulan Januari tahun 2016 nya. Semoga semakin dekat dengan jodohnya *eh? Haahaha.. Lupakan masalah jodoh dulu ya malam ini, lupakan juga masalah – masalah kantor, atau yang sedang sibuk dengan skripsi dan masalahapapun yang lain. Tolong kali ini dengarkan saya bercerita sedikit ya tentang hal lain yang mungkin sering kali ada di sekitar kita, namun kita lupakan. Atau bahkan sering kita alami.
Baik.
Jadi begini, tulisan ini berwal dari rasa gregetan (ind : gemes) dengan seseorang teman saya yang sepertinya sedang berusaha mempercantik dirinya dengan berbagai kosmetik untuk tubuhnya, tidak hanya wajah, tapi seluruh tubuh. Bisa ditebak jenis kelaminnya kan ya? Yang suka dengan hal – hal seperti itu ya siapa lagi kalau bukan kaum hawa. Walaupun tidak menutup kemungkinan kaum pria juga ada yang bekeinginan seperti itu juga. Tapi ini sedang berbicara ke-mayoritas-an saja yak. Sebut saja Fulanah. Belakangan ini dia sedang menggunakna produk kosmetik impor yang katanya asli korea yang ia beli dari salah satu olshop yang kayaknya gak terkenal *kayaknya loh* di Facebook. Harganya lumayan mahal jika dibanding dengan body masker produk dalam negri. Ditambah ongkir yang lumayan pula. Katanya sih kalau beli langsung *bukan lewat olshop* harganya jauh lebih mahal. Hampir dua kali lipatnya yang ia dapat dari olshop tersebut. Entah khasiat produk itu untuk apa, saya kurang kepo dengan itu, toh saya bukan wanita yang suka dengan dandan-dandanan apalagi sampai merelakan banyak uang hanya untuk membeli barang yang belum tentu cocok dengan kulit. Hehehe. Sebenarnya karena malas meluangkan waktu hanya untuk begituan, pertimbangan selanjutnya adalah ada hal yang lebih penting yang harus saya bayar dibanding dengan membeli kosmetik kecantikan.
Sebenarnya (lagi) bukan masalah teman saya itu suka dengan barang – barang kosmetik, apalagi impor yang padahal saat ini Indoonesia sedang menggalakan Go Produk Lokal. Bukan itu. Sekali lagi bukan. Atau bukan juga karena saya iri, dia lebih cukup mampu untuk membeli kebutuhan tersierya dibanding saya. Yang ingin saya tekankan di sini adalah hikmah apa yang kemudian dapat saya ambil dari pengalaman tersebut.
Lalu apa hubungannya dengan charger handphone? Kenapa kasih judul versus – versus segala?
Begini loh,, Sebenarnya Charger Handphone Vs Cosmetics Impor hanya sebuah analogi yang nyata tentang kehidupan sekarang ini. Kini kita hidup di mana kebutuhan sekunder atau primer seringkali lebih kita dahulukan dari kebutuhan primer kita. Banyak contoh, tidak usah saya sebutkan karena terlalu banyak nanti. Padahal, hidup adalah soal pilihan. Memilih antara mana yang lebih penting didahulukan, dan mana yag lebih penting selanjutnya, dan seterusnya.
Hidup itu pilihan.. kuncinya adalah ATM nik Amati, Tiru, dan Modifikasi.. masih ingat kah??
waahh iya gi, itu kata2nya siapa yak?